Rabu, 28 Juli 2010

FOTOGRAFI : Memotret Tokoh dan Model

Salah satu obyek yang paling sering dipotret adalah manusia. Ketika berwisata
bersama keluarga, sekedar kumpul bareng teman, atau ketika lulus kuliah, kamera
menjadi alat utama untuk mengabadikan saat-saat kenangan. Di dinding rumah pun
bisa jadi foto manusia yang banyak dipajang, dalam bentuk foto keluarga di studio
atau reuni teman-teman sekampus, sebagai misal.



Dalam data pribadi kerap kali dijumpai hobi difoto, untuk menyebut hobi-hobi
lain seperti membaca, jalan-jalan, dan nonton film. Bisa jadi yang sebenarnya
menjadi hobi adalah hobi melihat foto diri sendiri ketimbang difoto. Karena untuk
difoto sebenarnya tidak selalu semenyenangkan duduk sambil ngemil di depan TV
atau membaca di kursi malas. Difoto, dalam arti serius, berarti wanita harus menyiapkan
rias wajah dan rambut, sementara pria harus tampil rapi dengan pakaian necis.



Semakin serius sebuah pemotretan, berarti semakin serius pula persiapannya. Sebuah
pemotretan model gaya ABG di studio-studio foto tentu tak seberat sesi pemotretan
model untuk iklan produk. Lebih serius lagi jikalau model yang di-casting adalah
model terkenal yang dibayar mahal. Bisa jadi sangat serius jika model foto adalah
pejabat tinggi negara atau pengusaha kaya yang hendak ditampilkan anggun, gagah,
berwibawa, chic dan mewah. Di luar itu semua, unsur fun tetap lebih banyak dan
lebih dinikmati ketimbang peluh yang bercucuran untuk menyiapkan kostum dan setting
tempat. Terlebih lagi jika seluruh kru pemotretan dan model bisa berkomunikasi
dengan akrab.



Segi Teknis Penting

Tentu saja, unsur-unsur teknis tetap tak bisa disepelekan. Karena sedap tidaknya
sebuah foto dipandang tetap dibangun oleh unsur-unsur teori dasar fotografi. Tak
perlu rumit-rumit, cukup dengan bermain-main dengan komposisi dan pencahayaan
maka sebuah foto model bisa dibuat dengan benar. Selebihnya, tinggal bagaimana
cara fotografer mengarahkan pose dan ekspresi sang model. Misalnya saja pada foto
close up Rahma Azhari. Dalam foto tersebut bisa dilihat penempatan titik Point of Interest (POI) sesuai
dengan komposisi sepertiga (Rule of Third). Pencahayaan dibuat frontal menggunakan
reflektor, karena kondisi pemotretan aslinya adalah outdoor pada saat cahaya matahari
pada posisi top lighting. Sementara pada foto �Rahma in Blue� komposisi masih
dibuat sesuai komposisi sepertiga tapi dalam format horisontal.

Masih dalam kaitan unsur teknis dasar fotografi, komposisi sepertiga juga diterapkan
pada foto �Main Air�. POI diletakkan pada sepertiga bagian sebelah kanan dengan pose menghadap ke
kiri untuk �mengisi� bagian kiri foto. Di sini ada unsur teknis lain yang terlibat,
yakni pemilihan ruang tajam (depth of field) yang sempit sehingga mem-blur-kan
latar depan dan latar belakang. Ruang tajam yang sempit (shallow depth of field)
membantu fotografer mengarahkan perhatian pemirsa foto hanya pada model yang menjadi
POI, tanpa harus teralihkan perhatiannya dengan bebatuan di sekitar model. Teknik
dasar lain yang digunakan adalah freezing (membekukan gerak), dengan cara memakai
kecepatan rana tinggi, untuk merekam butir-butir air secara tajam. Elemen-elemen
yang ada di lokasi pemotretan, terutama pemotretan di luar ruangan, akan sangat
berguna jika dimanfaatkan secara cerdik.



Pose dan Ekspresi

Kemampuan model berpose dan berekspresi tetap menjadi unsur yang tak terpisahkan
dari keberhasilan sebuah foto model. Mengarahkan model yang bukan profesional
lebih menantang daripada model profesional. Tapi, bisa jadi lebih menarik dan
menantang jika memotret tokoh dalam pose-pose yang lain dari biasanya. Istilah
gampangnya, tampil unik tapi menarik, nyeleneh tapi jenaka, pose tak biasa tapi
tetap sedap dipandang. Pose-pose tersebut membutuhkan kemampuan non-fotografis
yang kental, seperti pendalaman pribadi, kedekatan emosional dan kemampuan berkomunikasi.
Resep utamanya adalah menggali hal unik yang menjadi pencerminan khas tokoh dan
model yang hendak difoto.

Ketika memotret Sheila on 7 (SO7), yang notabene kerap bertemu muka di sebuah
radio di Yogyakarta, tetap menjadi tantangan tersendiri. Komunikasi yang dibangun
kerap kali menjadi bercanda yang kebablasan bercanda terus, atau malah sebaliknya
serius yang bablas menjadi kaku. Ketika itu sekitar tahun 1998, SO7 baru menyelesaikan
album pertama dan dipotret untuk kepentingan materi iklan sebuah perusahaan t-shirt.
Hari berikutnya, mereka ingin difoto untuk kepentingan manajemen mereka dan koleksi
pribadi. Jadilah, pose-pose yang nyeleneh, jenaka, dan unik yang tak terencanakan
sebelumnya. Foto �Sheila on 7�s Free Style� akhirnya dihasilkan bermodal komunikasi
akrab. Ketika itu, kamera medium format fokus manual memaksa tangan terus menerus
melekat di gelang fokus lensa dan tombol pelepas rana agar momen ekspresi yang
muncul hanya untuk beberapa detik tak luput dari rekaman.

Lain halnya dengan pose-pose yang tidak terlalu dinamis bergerak atau berekspresi.
Fotografer bisa dengan perlahan mengeset kamera dan pencahayaan serta berhati-hati
memilih angle. Misalnya saja pada foto �Terkulai� yang dibuat pada set indoor
dengan pencahayaan artifisial dan sentuhan akhir di komputer untuk memberi pewarnaan
berkesankesan lembut dan hangat.









Perlu Pendekatan Personal

Keberhasilan merekam pose-pose menarik memang tak berhubungan langsung dengan
segi teknis fotografi. Tapi, keberhasilan secara teknis fotografi tak ada artinya
dalam kancah memotret model dan tokoh tanpa pose yang sedap dipandang mata. Terlebih
lagi jika ingin mengekplorasi seorang tokoh dalam pose-pose yang unik dan ekspresif.
Bisa jadi pose-pose tersebut adalah pose-pose �apa adanya� meski sebenarnya diarahkan
oleh fotografer.

Ketika memotret seorang aktor teater dan seniman serba bisa Butet Kertarejasa,
misalnya. Tak ada pembicaraan khusus sebelumnya, selain berbincang ringan di ruang
tunggu bandara pada suatu pagi. Lantas, niat untuk membuat suatu sesi foto kemudian
muncul yang dilanjutkan dengan beberapa perencanaan sederhana, seperti soal lokasi
dan kostum. Memang, adalah penting untuk membuat tokoh sebagai model tetap nyaman
berpose di depan kamera dan berbagai perlengkapan pencahayaan. Dan memutuskan
kediaman pribadi tokoh itu sendiri sebagai lokasi pemotretan tentu bukanlah suatu
syarat yang sulit.

Perencanaan yang cerdik dibutuhkan untuk berhasil membuat foto-foto bagus. Mengenali
diri seorang tokoh, berikut keseharian dan karir tokoh tersebut sama pentingnya
dengan merencanakan kostum yang hendak dikenakan. Pemanfaatan properti pun jangan
disepelekan demi menciptakan suasana yang mencerminkan pribadi sang tokoh. Seperti
dalam foto �Oom Pasikom Style�, sudah diketahui terlebih dahulu bahwa Butet melakoni
tokoh bernama sama dengan judul foto dalam sebuah sinetron di stasiun TV swasta.
Maka, kostumnya pun menjadi saling dukung-mendukung dengan pose, plus imbuhan
properti mobil kuno koleksi pribadi Butet.









Lokasi dan Properti

Masih dalam mobil kunonya, Butet terlihat merasa sangat bebas dan nyaman, didukung
suasana penuh canda dan komunikasi yang berlangsung akrab. Jadilah pose jenaka
pada foto �Butet in Expression� tercipta. Ini adalah pose yang tak muncul dalam benak saya sebagai fotografer
ketika merencanakan pemotretan Butet. Bisa dibilang, pose ini adalah improvisasi
yang berhasil.

Kebutuhan akan properti tak perlu berlebihan, dengan cara memanfaatkan properti
yang sudah ada di lokasi. Kebetulan Butet pernah menulis di Kompas perihal koleksi
kotak rokoknya. Maka, adalah pose yang wajar jika Butet kemudian difoto sambil
merokok di depan koleksi kotak-kotak rokoknya, seperti pada foto �Butet dan Koleksi
Kotak Rokoknya�. Lantas, ada pula faktor keberuntungan dan kebetulan yang bisa
menghasilkan foto candid. Ketika dalam pose merokok di depan lemari koleksi kotak
rokoknya, kebetulan ponsel Butet berdering dan saya persilakan untuk menjawabnya.
Tentu bukan tanpa alasan dan sama sekali tidak mengganggu sesi pemotretan, karena
pada saat itulah salah satu kesempatan emas muncul untuk merekam ekspresi Butet
yang paling tak dibuat-buat. Maka, terciptalah foto �Halo, Butet di Sini...�.






Mengukur Keberhasilan

Membuat foto model dan foto tokoh bisa disebut berhasil jika fotografer berhasil
mengkomunikasikan ide di benaknya kepada para pemirsa foto. Jika pemirsa foto
mengernyitkan dahi pertanda bingung atau memicingkan mata pertanda tak nyaman
memandang, maka bisa dibilang pemotretan belum berhasil sepenuhnya. Lain halnya
jika pemirsa foto mengangguk-angguk pertanda paham atau diam untuk merenung lantaran
berhasil meresapi makna dan rasa dari foto yang dilihatnya. Keberhasilan itu menjadi
lebih berguna lagi tatkala muncul inspirasi-inspirasi baru di benak pemirsa foto
setelah melihat karya-karya seorang fotografer.

http://nightvision99.multiply.com/journal/item/5

FOTOGRAFI : Tips mengarahkan gaya pada seorang model

Sebagai seorang fotografer kadang susah-susah gampang memang jika kita harus mengutarakan keinginan kita kepada seorang model yang awam tentang bagaimana dia harus berekspresi atau harus berpose dalam satu photo session sesuai dengan tema yang telah ditentukan. Lain halnya dengan model profesional, kita beri instruksi sedikit selebihnya dia bisa berimajinasi sendiri.

Tapi menurut pengalaman, ada panduan yang bisa kita ikuti agar jalannya sesi pemotretan, khususnya yang menyangkut hal mengarahkan gaya seorang model bisa dilalui dengan lancar. Berikut panduannya :

1. Senyum.
Ini adalah modal utama ketika kita bertemu dengan seseorang agar merasa dihargai dan memperlancar langkah selanjutnya. Jangan berharap banyak jika kita menghadapi seorang model dengan ekspresi yang tidak bersahabat.

2 . Santai.
Usahakan agar anda bisa membuat suasana senyaman mungkin, hal ini bisa membangkitkan mood sang model untuk berekspresi lebih jauh. Sedikit musik bisa membantu.

3 . Komunikasi.
Berjabat tangan dan memperkenalkan diri anda merupakan langkah awal yang baik. Tanyakan hal-hal kecil yang berkaitan dengan si model: tinggal di mana, kegiatan sehari-harinya, atau tentang minatnya. Cara ini berguna untuk mencairkan suasana dan membuatnya merasa lebih leluasa untuk bereksplorasi. Dan trik ini selalu berhasil.

4 . Percaya diri.
Berkenaan dengan fotografer, sikap percaya diri dan yakin dengan apa yang dilakukan mutlak diperlukan. Jangan sampai anda terlihat bingung dan tidak yakin di depan model. Arahkan model dengan suara yang jelas dan ramah. Berikan pose atau gaya yang sesuai dengan bentuk tubuh sang model. Jangan paksakan sebuah pose jika hal itu membuat model merasa tidak nyaman.

5 . Pujian.
Berikan pujian yang tulus ketika sang model berhasil menterjemahkan keinginan anda. Tapi juga jangan terlalu berlebihan seperti hanya berbasa-basi.

6 . Ekspresi sendiri.
Tawarkan kepada si model untuk berekspresi atau bergaya sesuai imajinasinya sendiri. Biasanya ekspresi yang keluar dari si model sendiri kadang jauh lebih ekspresif dan lebih spontan.

Ok, segitu dulu. Silahkan ditambahkan atau disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Lagipula lain model pasti lain juga cara pendekatannya.

http://fotograferjurnal.blogspot.com/2009/10/tips-mengarahkan-gaya-pada-seorang.html

FOTOGRAFI : Tips memotret model


Mar 12, '08 12:44 PM
for everyone
Seorang pemula di bidang fotografi biasanya memulai hasil fotonya dengan objek – objek yang mudah. Salah satunya menggunakan objek seorang model. Di kesempatan ini akan kita bahas sedikit tips untuk memotret seorang model. Kalau kita mendengar kata model, bayangan kita selalu pada sosok wanita yang cantik, muda dan memiliki tubuh yang bagus. Istilah ini sebenarnya salah, karena pengertian model adalah orang yang menjadi objek dalam sebuah foto. Mulai dari bayi, remaja, orang tua sampai kakek nenek. Bahkan seekor binatang pun bisa disebut model.
Untuk memotret model, pertama kita harus mempunyai sebuah kamera. Setiap jenis kamera bisa dipakai dalam pemotretan ini. Sedikit menyinggung tentang alat, untuk pemotretan seorang model idealnya memakai kamera yang lensanya bisa dilepas tukar. Sehingga dalam proses pemotretan kita dapat membuat foto close up dengan menggunakan lensa tele atau lensa zoom. Tapi kalau anda hanya mempunyai jenis kamera pocket atau hanya memanfaatkan fasilitas kamera di handphone anda, itu bukan menjadi masalah.

Untuk memotret seorang model, kita memakai teknik foto close up. Sebuah foto close up adalah foto yang menampilkan bagian tubuh si model mulai kepala sampai bagian pinggang. Selain itu juga adalah istilah ekstrem close up, yang mempunyai arti foto yang menampilkan bagian wajah si model. Bahkan bisa hanya bagian mata saja. Untuk pemotretan ekstrem close up lebih bagus kalau dilakukan dengan jenis kamera yang lensanya bisa dilepas tukar. Dan untuk topik bahasan ini, berfokus pada pemotretan close up dengan menggunakan semua jenis kamera. Karena topik ini lebih mengutamakan bagi anda yang belum paham tentang ilmu fotografi dan ingin belajar tentang teknik fotografi.

Berikut beberapa tips untuk memotret model.

KAMERA
Semua jenis kamera bisa dipakai, baik jenis digital atau konvensional (kamera film) bahkan kamera pada handphone. Apabila kamera anda memiliki fasilitas zoom, gunakan pada posisi zoom atau tele. Sehingga jarak anda dengan model yang anda potret bisa agak jauh. Dan usahakan tidak memotret dengan lensa pada posisi wide angle (lensa lebar) khususnya untuk pemotretan close up. Karena selain jarak anda dengan model lebih dekat, pada hasil foto wajah model akan terlihat lebih lebar karena distorsi. Contoh efek distorsi bisa dilihat kalau anda berkaca di depan kaca yang berbentuk cembung.

WAKTU
Kalau anda memotret dengan memanfaatkan cahaya matahari atau diluar ruangan, waktu yang ideal untuk pemotretan adalah jam 8 – 10 pagi atau jam 3 – 5 sore. Karena pada waktu – waktu tersebut cahaya matahari masih lembut. Sehingga bayangan yang muncul di bagian bawah kelopak mata, hidung dan leher tidak terlalu keras atau lembut.

PENCAHAYAAN
Arahkan cahaya yang datangnya dari matahari di sisi kanan atau kiri model (teori pencahayaan samping). Kalau cahaya matahari masih belum keras anda bisa menempatkan model dengan menghadap sejajar arah matahari. Hal ini selama mata sang model tidak mengecil karena menahan datangnya cahaya matahari. Untuk mengantisipasi bagian wajah yang lebih gelap karena tidak terkena cahaya matahari, anda bisa menggunakan kertas putih atau kain putih yang dibentang menghadap ke arah bagian wajah yang agak gelap. Kertas putih atau kain putih berfungsi sebagai reflektor atau media pantul dari cahaya matahari. Di bidang fotografi teknik ini disebut fill in light (cahaya pengisi)

Penting : Jangan sekali-kali anda memotret model dengan posisi kamera melawan cahaya matahari (cahaya matahari dari belakang model). Karena pengukur cahaya di kamera anda akan membaca cahaya yang datangnya dari matahari bukan dari cahaya yang berada di area wajah model. Dan foto yang dihasilkan wajah model tampak gelap sementara bagian belakang model terang (siluet).

KOMPOSISI
Tempatkan model pada tengah-tengah frame kamera. Posisikan kamera sejajar dengan model. Jangan terlau rendah atau terlalu tinggi dari model. Anda bisa mengaturnya lewat jendela penglihat (view winder) di kamera anda. Pakai teori what you see what you get. Jadi apa yang anda lihat di jendela penglihat kamera anda, itu yang akan terekam di foto anda.
Untuk model yang memiliki bentuk wajah lebar atau postur tubuh yang gemuk, atur posisi wajahnya agak sedikit serong ke sisi kiri atau kanan. Jangan menghadap lurus ke arah kamera. Hal ini untuk mengurangi kesan gemuk atau lebar pada wajah model. Sehingga gambar pada foto akan terlihat salah satu sisi pipi si model sedikit ramping karena model menghadap sedikit serong ke sisi kiri atau kanan. Karena biasanya setiap model khususnya wanita ingin terlihat lebih kurus ketika difoto.

KOMUNIKASI
Biasanya orang yang kita jadikan model pada foto akan merasa kaku pada waktu pertama kali pemotretan. Untuk mencairkan suasana dan supaya si model merasa nyaman dan santai ketika kita potret, usahakan untuk mengajak si model ngobrol. Kalo perlu lakukan pemotretan dengan ngobrol-ngobrol santai. Biasanya model akan bergaya dengan santai setelah ½ jam pemotretan berjalan. Maka dari itu kalau anda memotret model dengan menggunakan kamera film, ½ jam pertama anda memotret dengan kamera tanpa film. Tapi anda berlagak seakan-akan tetap motret memakai film. Setelah anda merasa model sudah rileks dan pose-posenya mulai bagus, baru anda isi kamera anda dengan film. Hal ini dilakukan untuk menghindari film yang terbuang sia-sia karena foto yang dihasilkan kurang bagus. Tapi jangan lupa, lakukan hal diatas tanpa sepengetahuan si model. Sementara untuk kamera digital tidak masalah. Karena file-file yang tidak terpakai bisa dihapus.

Penting : Ketika pada waktu pemotretan ada pose atau gaya model yang kurang bagus,jangan sekali-kali anda berkata “jelek” pada model. Anda bisa mengganti dengan kalimat “Tolong pose lain dong, yang itu tadi sudah…”. Secara psikologis kalau anda mengatakan pose yang ditampilkan si model jelek dengan mengatakannya secara langsung pada si model, model akan merasa kurang percaya diri untuk berpose lagi. Bahkan dia bisa kehilangan mood-nya. Intinya apapun pose yang ditampilkan si model anda bilang bagus, meskipun anda kurang suka. Dengan cara itu si model akan merasa pede dan pose-posenya semakin bagus.


LOKASI

Semua tempat di luar ruangan (outdoor) bisa dipakai untuk pemotretan ini. Asal kondisi cahaya di lokasi yang dipakai cukup terang untuk pemotretan. Contoh lokasi : Taman, perkarangan rumah yang banyak pepohonan rindang, sawah dan lain-lain. Usahakan lokasi yang dipakai tidak terlalu ramai. Karena yang kita tonjolkan dalam pemotretan ini adalah modelnya. Jangan sampai latar belakang lebih menarik dari modelnya. Pilih warna-warna yang teduh atau lembut, misal : hijau, kuning. Jangan mempergunakan warna merah. Karena warna merah lebih kuat daripada warna kulit. Selain itu warna kulit akan terpengaruh dan menjadi lebih pucat atau agak kebiru-biruan.

Sebenarnya masih banyak yang dapat disampaikan di dalam topik ini. Untuk sementara ada baiknya anda pelajari dulu tips-tips diatas. Di topik bahasan yang lain akan kami lanjutkan pembahasan mengenai tips-tips memotret model.

Selamat memotret….

http://dhodi.multiply.com/journal/item/1

FOTOGRAFI : Bagaimana Supaya Terlihat Lebih Kurus di Foto?

Kemaren-kemaren sempat nanya-nanya ama Om Gugel untuk mencari tips dan trik supaya terlihat lebih kurus di depan kamera pas mao diphoto. Kayaknya tips ini akan banyak dicari oleh banyak orang karena siapa seh yang gak mau terlihat lebih langsing pas mao difoto. Kita suka foto yang bagus dan bisa kita banggakan dan share ke teman-teman kita.

Menurut sebuah tulisan oleh Julyne Derick yang dimuat di About.Com ada 5 rahasia yang bila Anda ketahui akan bisa membuat diri Anda tampak lebih kurus di depan kamera.

  1. Berdiri sedikit menyamping ketika menghadap kamera dengan satu kaki yang lebih maju dari kaki lainnya. Arahkan jemari kaki ke kamera dan biarkan kaki belakang Anda menanggung berat badan Anda.
  2. Kepala ditarik sedikit lebih ke atas untuk mengurangi penampakan dagu kembar di kamera (dagu kembar umumnya terjadi pada orang-orang gemuk dimana leher mereka seolah-olah membentuk dagu kedua).
  3. Lengan agak sedikit dijauhkan dari tubuh Anda untuk menghindari lemak di lengan atas dari melebar sehingga tampak seperti lengan yang gemuk (seperti yang terjadi pada lengan seseorang ketika mereka menyandarkan lengan mereka ke sofa).
  4. Bahu ditarik ke belakang, dada ke depan, dan perlahan kempiskan perut (seperti ketika mengambil nafas). Ingat jangan sampai anda terlalu mengempiskan perut sehingga tulang rusuk anda terlihat dan akhirnya foto Anda malah akan diejek oleh teman-teman Anda karena Anda terlalu berusaha mengempiskan perut.
  5. Coba teknik melihat seperti para fotomodel. Pertama Anda melihat ke sisi yang lain sebelum perlahan mengarahkan wajah Anda ke kamera sambil tersenyum. Dengan cara ini senyum Anda akan terlihat segar dan tidak beku. Teknik ini harus dilatih dulu oleh diri Anda di kamar Anda.
Tips tambahan:
  1. Fotografer jangan mengambil photo dari arah bawah karena justru akan membuat Anda terlihat tambah gemuk.
  2. Gunakan objek apapun yang Anda sedang pegang atau bawa saat itu untuk menyembunyikan bagian tubuh yang ingin Anda sembunyikan dari kamera. Misal dengan tas tangan atau jaket.
  3. Mengenakan pakaian warna hitam akan membuat Anda terlihat lebih kurus. Demikian juga seluruh pakaian atas-bawah yang satu warna karena ini akan membuat Anda terlihat lebih panjang (langsing). Namun hindari mengunakan warna pink atas-bawah kecuali Anda berusia dibawah 4 tahun.

http://jed.revolutia.info/2008/04/bagaimana-supaya-terlihat-lebih-kurus.html

FOTOGRAFI : Seni di dalam fotojurnalisme

Biasanya fotojurnalisme, atau sering disebut juga foto liputan, reportase, membosankan dan tidak ada seninya. Pendapatan wartawan foto juga termasuk rendah terutama dibandingkan dengan foto komersil atau potret. Dalam dekade terakhir, ada upaya untuk menyegarkan foto liputan, yaitu dengan mengkombinasikan seni ke dalam foto liputan. Saya sendiri menyambut positif elemen artistik ke dalam fotojurnalisme. Elemen ini membuat foto menjadi lebih menarik untuk dinikmati.

Lalu, bagaimana caranya membuat fotojurnalisme menjadi lebih artistik?

KOMPOSISI

Saya pikir komposisi adalah poin yang sangat penting untuk membuat foto menjadi lebih artistik, tidak terkecuali dalam foto liputan. Banyak prinsip komposisi yang ada dan bisa dicoba-coba. Tantangannya adalah jenis komposisi yang mana yang sesuai dengan apa yang ada di depan kita.

Salah satu prinsip dasar yang paling banyak digunakan adalah Rule of Thirds, yaitu menempatkan subjek utama 1/3 dari badan foto, daripada memposisikan subjek di tengah-tengah badan foto.

Dengan menempatkan subjek foto gak sebelah kanan (bukan ditengah),  foto terlihat lebih dinamis

Dengan menempatkan subjek foto gak sebelah kanan (bukan ditengah), foto terlihat lebih dinamis

Lalu saya juga suka mencari pola dalam foto, yaitu bentuk yang berulang-ulang seperti kain batik.

Contoh komposisi pola: Di sini, saya menangkap tiga orang  nenek-nenek sedang tersenyum saat mendengarkan ceramah

Contoh komposisi pola: Di sini, saya menangkap tiga orang nenek-nenek sedang tersenyum saat mendengarkan ceramah

Kita juga bisa “break down” (membongkar) suatu pemandangan ke elemen-elemen dasar grafis seperti garis, segitiga, persegi panjang, lingkaran dan lain-lain.

Komposisi dalam foto diatas memiliki bentuk segitiga

Komposisi dalam foto diatas memiliki bentuk segitiga. Saya juga menerapkan prinsip rule of thirds

Kombinasi komposisi garis dan perspektif (Saat membuat foto ini,  saya jongkok sehingga sudut pandang lebih menarik daripada bila saya  berdiri)

Kombinasi komposisi garis dan perspektif (Saat membuat foto ini, saya jongkok sehingga sudut pandang lebih menarik daripada bila saya berdiri). Foto juga terlihat lebih tiga dimensi karena saya mengunakan lensa lebar

Selain itu, kita bisa mengubah perspektif / sudut pandang kita, misalnya naik ke tempat yang lebih tinggi, atau jongkok dan tiarap. Mengunakan lensa lebar juga bisa membuat sudut pandang yang lebih menarik.

MINIMALISTIK

Untuk membuat foto Anda keliatan lebih nyeni lagi, Anda bisa mencoba membuat latar belakang menjadi kabur. Dengan demikian, subjek Anda akan lebih menonjol dan latar belakang menjadi seperti efek lukisan.

Untuk membuat foto menjadi benar-benar minimalistik, kita harus benar-benar memperhatikan latar belakang, cari latar belakang yang polos dan tidak rumit, sehingga saat di blur dengan setting aperture/bukaan besar, latar belakang benar-benar mulus sehingga tidak mengganggu perhatian pemirsa akan subjek utama.

Saya mencoba membuat foto ini seminimal mungkin dengan membuat  latar belakang menjadi kabur, sehingga terlihat seperti lukisan dan  pemirsa lebih fokus melihat pada subjek utamanya. Selain itu dari  komposisi, saya tidak memposisikan subjek di tengah foto

Saya mencoba membuat foto ini seminimal mungkin dengan membuat latar belakang menjadi kabur, sehingga terlihat seperti lukisan dan pemirsa lebih fokus melihat pada subjek utamanya. Selain itu dari komposisi, saya tidak memposisikan subjek di tengah foto

OLAH FOTO

Setelah di foto diambil, kita bisa memproses foto kita di Photoshop atau Lightroom. Karena fotojurnalisme, maka saya tidak memanipulasi foto. Yang saya lakukan biasanya adalah melakukan fine tuning warna, eksposur dan kroping. Kadang-kadang saya mengubah foto menjadi hitam putih bila saya merasa fotonya akan lebih enak dilihat.

Memang teknologi piranti lunak sangat hebat sekarang dan mudah sekali dilakukan, tapi yang paling penting tetap adalah saat pengambilan foto, jangan sepelekan itu dan jangan pernah terbersit pemikiran seperti “Ah nanti aja di betulin atau dipercantik di Photoshop atau piranti lunak pengolah foto lainnya. Juga, saya sarankan jangan terlalu asik mengolah foto (over processing) sehingga inti dari foto tersebut hilang atau berubah.

http://www.infofotografi.com/blog/2010/05/seni-di-dalam-fotojurnalisme/

FOTOGRAFI : Tips Mengambil Foto Portrait Bagus

Jika Anda telah melihat banyak Foto Portrait yang indah dan Anda mungkin bertanya-tanya bagaimana untuk mengambil gambar yang menakjubkan dari wajah subjek Anda – dapat dilakukan dengan menggunakan kamera SLR baik dan kamera digital kompak. Namun, seperti untuk fotografer amatir (mereka yang memiliki pengetahuan yang terbatas tentang fotografi) – jika Anda dalam kategori ini, Anda mungkin akan mengalami kesulitan menghasilkan gambar potret yang baik dengan kamera point-and-menembak Anda.

Tentu saja, ada beberapa tips yang Anda dapat mengambil Foto Portrait yang mempesona dengan menggunakan titik-dan-menembak kamera:

Tip No.1: Mengambil tunas beberapa foto di sudut yang berbeda

Pada dasarnya, wajah subjek Anda biasanya terfokus dan ditempatkan di tengah gambar selama pemotretan potret. Dalam hal ini, tidak semua mata tampak cantik dengan menatap lurus pada lensa kamera selama pemotretan. Oleh karena itu, Anda dapat meminta subjek untuk menatap sedikit ke kiri atau kanan pada lensa selama proses pengambilan gambar foto. Pada sebaliknya, membiarkan subjek secara alami melihat Anda – saat ini, perubahan fotografer posisi kamera nya, yaitu dengan menyesuaikan tinggi tripod, atau mengambil beberapa gambar pada sudut yang berbeda.

Tips No.2: Memiliki latar belakang yang berbeda atau tema untuk subjek Anda

Memilih latar belakang kanan atau tema penting untuk membuat wajah subjek Anda (alias latar depan) lebih terlihat dan dirasakan baik oleh orang lain. Hindari menggunakan latar belakang berwarna mencolok yang dapat membayangi subjek Anda. Anda dapat menggunakan bahan lain seperti padat berwarna keriput kain, papan atau dinding sebagai latar belakang Anda yang dapat membuat nada yang berbeda pada wajah subjek Anda.

Jika Anda ingin memiliki tema air nyata – Anda dapat menggunakan kamera Canon digital tahan air untuk mengambil Foto Portrait yang jelas dan sangat baik dalam air yang mustahil diambil dengan menggunakan jenis kamera digital konvensional.

Tips No 3: Coba cocok modus bidikan yang tepat untuk kondisi pengambilan foto

Memanfaatkan preset maju atau mode pengambilan gambar sehingga Anda dapat mengambil gambar potret berkualitas tinggi dalam kondisi yang berbeda. Untuk pengguna kamera digital Canon PowerShot, mereka biasanya akan menggunakan “Sunset / Evening Shooting Mode” untuk menangkap gambar potret luar rumah pada malam hari dengan kecerahan, warna dan kontras disesuaikan dengan baik.

Tips No 4: Dress subjek Anda

Berdasarkan kutipan yang terkenal – “Pakaian membuat orang”, dalam hal ini, penampilan subjek Anda dapat ditingkatkan dengan attires tampak menyenangkan. Jika Anda ingin membuat subjek Anda terlihat elegan – misalnya, mengenakan setelan bisnis yang cocok dapat membuat gambar potret Anda terlihat formal. Sebaliknya, Anda dapat memiliki subjek Anda untuk memakai pakaian olahraga (termasuk topi baseball, jaket olahraga, kaus) yang akan menciptakan kesan atletis sempurna serta mengembangkan pandangan menyegarkan wajah subjek Anda.


http://domba-bunting.blogspot.com/2010/06/tips-mengambil-foto-portrait-bagus.html

FOTOGRAFI : Aspek teknis dalam fotografi

Yang sering menjadi kendala utama fotografer pemula adalah kendala teknis. Banyak yang tidak mengetahui dasar dan tidak mengenal kameranya dengan baik. Saya pikir ini penting sekali untuk diatasi sebelum melangkah lebih jauh. Dengan menguasai aspek teknis, kita bisa membuat foto yang kita inginkan.



EXPOSURE / PENCAHAYAAN

Inti fotografi adalah pencahayaan, maka itu sangat penting kita memahami hal ini. Ada tiga faktor utama yang menentukan pencahayaan yaitu bukaan (aperture), kecepatan pemantik (shutter speed) dan sensitivitas sensor (ISO).

Jenis mode kamera yang bisa dipilih

Jenis mode kamera yang bisa dipilih

Berkaitan erat dengan pencahayaan, pertanyaan yang sangat sering saya dapatkan adalah mode kamera apa yang saya harus pakai. Bagi yang memahami prinsip pencahayaan, tentunya lebih cenderung memakai Manual (M), Aperture Priority (A/Av) atau Shutter Priority (S/Tv).

Lalu bagaimana dengan Auto mode, atau Program (P) mode atau scene modes seperti landscape mode (yang gambarnya seperti gunung) atau portrait mode (yang gambar wajah orang dari samping)? Apakah boleh memakai mode itu? Boleh saja kalau belum memahami pencahayaan, tapi bila telah memahami, otomatis kita tidak butuh lagi mode-mode tersebut.

Saya sendiri menyukai Aperture Priority, karena saya bisa fokus dalam mengendalikan berapa kabur latar belakang foto.

Mempelajari pencahayaan ibaratnya seperti belajar mobil manual, berenang atau belajar naik sepeda. Pertama-tama rasanya susah sekali, tapi kalau sudah memahami dan disertai praktek yang teratur, segalanya akan menjadi lancar. Setelah memahami hal ini, hasil hasil foto-foto Anda akan lebih konsisten.

EXPOSURE COMPENSATION / KOMPENSASI

Histogram: Kalau kurva berwarna hitamnya banyak menumpuk di  sebelah kanan seperti ilustrasi di atas. Ini menandakan pencahayaannya  terlalu berlebihan

Histogram: Kalau kurva berwarna hitamnya banyak menumpuk di sebelah kanan seperti ilustrasi di atas. Ini menandakan pencahayaannya terlalu berlebihan

Masih berkaitan dengan pencahayaan, hal yang perlu diperhatikan terutama fotografi digital adalah menghindari pencahayaan berlebih sehingga foto menjadi terlalu terang karena akan banyak detail yang hilang dan tidak bisa dimunculkan kembali. Untuk mengecek apakah foto kita terlalu terang, kita bisa lihat di layar LCD atau histogram.

Selain itu seringkali bila pemandangan di depan kita lebih banyak warna gelapnya daripada terangnya, kamera sering salah menafsirkan, sehingga foto menjadi lebih terang. Untuk itu, kita bisa mengakalinya dengan mengunakan fungsi kompensasi pencahayaan.

Nilai kompensasi tergantung pemandangan, jenis pengukur cahaya /metering yang aktif dan jenis kamera. Saran saya coba-coba saja sampai menemukan pencahayaan yang optimal.

Dalam foto ini, kompensasi pencahayaan diperlukan karena sebagian  besar area di dalam foto berwarna gelap. Bila tidak, wajah akan terlalu  terang dan jubah akan berwarna abu-abu. Data Teknis: Av mode, 200mm,  f/4, 1/320 detik, ISO 200, EC -1

Dalam foto ini, kompensasi pencahayaan diperlukan karena sebagian besar area di dalam foto berwarna gelap. Bila tidak, wajah akan terlalu terang dan jubah akan berwarna abu-abu. Data Teknis: Av mode, f/4, 1/320 detik, ISO 200, EC -1

MENCEGAH FOTO KABUR / GOYANG

Dua faktor foto kabur atau goyang adalah salah fokus atau shutter speed kurang tinggi. Untuk masalah auto fokus, jangan mengandalkan setting automatic focus, tapi pilihlah titik fokus tertentu. Bila subjek bergerak, maka gunakanlah continuous AF sehingga auto focus bisa mengikuti subjek.

Untuk memastikan fokusnya benar-benar telah terkunci, bisa dari suara “beep” atau lihat konfirmasi AF yang biasanya berbentuk bulatan atau kotak hijau di dalam jendela bidik / viewfinder.

Berkenaan dengan masalah shutter speed, untuk foto subjek yang bergerak, butuh shutter speed yang cukup tinggi. Contoh: minimal 1/125 untuk foto orang berjalan. Kalau lebih rendah, foto akan kabur. Di kondisi cahaya yang kurang baik, triknya adalah menaikkan nilai ISO, sehingga shutter speed tinggi bisa dicapai.

Untuk faktor kedua, saya pernah menulis artikel Supaya foto tidak kabur [bagian 1 | bagian 2].

Foto #2

Foto #2

Keterangan Foto #2: Untuk membekukan foto penari, saya mengunakan setting AF-C (Nikon) / Ai Servo (Canon) supaya auto fokusnya tetap terkunci pada penari tersebut meski bergerak dengan cepat. Lalu saya juga mengunakan shutter speed yang cukup tinggi. Saya juga mengunakan kompensasi ekposur untuk mengkompensasikan latar belakang yang hitam pekat. Data Teknis: Aperture priority (Av) mode f/4, 1/200 detik, EC -1 1/3, AF-C, ISO 1250, 70mm.

DEPTH OF FIELD / KEDALAMAN FOKUS

Kedalaman fokus yang tipis membuat subjek lebih menonjol dan latar belakang menjadi blur sehingga berkesan artistik.

Untuk membuat efek seperti itu, saya pernah menulis artikel faktor-faktor yang menentukan latar belakang menjadi kabur.

Di foto ini, saya mengunakan bukaan sangat besar, yaitu f/1.4  sehingga depth of field sangat tipis, latar belakang menjadi sangat  mulus, bahkan sebagian besar rambut juga udah kabur. Selain itu, lensa  yang saya pakai juga cukup tele. Data Teknis: f/1.4,  85mm, 1/1600 detik  ISO 200

Di foto ini, saya mengunakan bukaan sangat besar, yaitu f/1.4 sehingga depth of field sangat tipis, latar belakang menjadi sangat mulus, bahkan sebagian besar rambut juga udah kabur. Selain itu, lensa yang saya pakai juga cukup tele. Data Teknis: f/1.4, 85mm, 1/1600 detik ISO 200

WHITE BALANCE

wb-white-balance

Contoh beberapa preset White Balance

Tips terakhir untuk artikel ini adalah menentukan setting WB / White balance yang tepat dengan kondisi atau hasil yang ingin dicapai. Memang di setiap kamera biasanya telah ada AWB atau Auto White Balance, tapi sekali lagi, AWB sering kali tidak menerjemahkan kondisi lapangan dengan baik atau tidak memahami keinginan kita.

Misalnya bila kondisi cahaya di lapangan mendung, maka pilihlah WB cloudy (yang bergambar seperti awan). Kalau di bawah bayangan, pilih Shade dan seterusnya. Kalau di dalam ruangan yang lampunya kuning, maka pakailah WB tungsten (yang gambarnya seperti bola lampu).

Bila ingin foto terlihat lebih hangat (kekuningan/jingga), maka set WB ke cloudy atau shade. Bila ingin foto terlihat lebih dingin / kebiruan, maka pilihlah WB tungsten.

Untuk kamera yang canggih, kita bisa mengeset temperatur warna sendiri dalam derajat Kelvin. Makin rendah makin biru, makin tinggi makin kekuningan.

PENUTUP

Sebelum mengembangkan fotografi secara artistik, tentunya kita harus menguasai hal-hal teknis terlebih dahulu. Maka itu, kita benar-benar perlu sungguh-sungguh belajar dan berlatih.

Lalu saya perlu tekankan juga bahwa untuk menguasai hal-hal teknis, tidak diperlukan kamera atau lensa yang canggih yang mahal. Asal kameranya punya fungsi Manual dan semi otomatis seperti Aperture priority atau Shutter priority, maka Anda bisa mempraktekkan prinsip-prinsip fotografi diatas.

Banyak juga yang di bahas di artikel ini, semoga bisa dipahami dan selamat berlatih.

http://www.infofotografi.com/blog/2010/05/aspek-teknis-dalam-fotografi/


FOTOGRAFI : Membuat Efek Foto Panning

Benda-benda bergerak seperti orang berlari, delman, sepeda motor, atau mobil dapat diambil gambarnya dalam dua cara yakni efek freeze dan efek panning. Efek freeze akan memberikan hasil foto dari benda bergerak nampak seolah-olah dihentikan, sesuai dengan arti istilah freeze yakni pembekuan. Foto dengan efek freeze ini mudah dibuat, yakni dengan menempatkan shutter speed yang tinggi misalnya 1/125 untuk orang berlari, 1/250 atau 1/500 untuk sepeda motor/mobil yang sedang melaju. Teknik memotretnya juga mudah yakni dengan menempatkan kamera dalam keadaan diam ketika tombol shutter dilepas. Ciri foto dengan efek freeze objek yang bergerak maupun latarbelakangnya menjadi tampak diam atau berhenti dan terkesan gambar menjadi sangat statis tidak menunjukkan efek gerak. Sebaliknya, foto dengan efek panning akan memberikan hasil benda yang bergerak nampak sedang melaju sehingga memberikan efek dinamis yang sangat besar.

sipitung-upload

Jika ingin melihat gambar dengan ukuran sebenarnya silahkan klik pada gambar. Memotret dengan efek panning memberikan hasil gambar objek tajam tetapi latar belakang blur dengan efek gerak berlawanan dengan arah gerakan objek dan hasil ini mengesankan gambar objek menjadi sangat dinamis. Prinsip dari pemotretan dengan efek panning ini adalah mempertahankan shutter speed pada nilai “agak” rendah kemudian selama penekanan tombol shutter, kamera digerakkan mengikuti gerakan objek. Efek panning dapat diperoleh dengan melakukan setting pada kamera kita menggunakan mode Tv (time value). Gambar di atas dengan menggunakan kamera Canon EOS 450 D, Lensa Canon EF-S 18-55 mm IS dengan nilai-nilai setting sebagai berikut:

  • Mode: Tv (time value)
  • Shutter speed: 1/15 second
  • ISO: 100
  • AF Mode: AI SERVO

Selamat mencoba!

http://muchlas.ee.uad.ac.id/v2/?p=811

FOTOGRAFI : Komposisi Dalam Fotografi

Apakah gambar-gambar hasil jepretan kamera anda sudah indah dan enak dipandang? Ada ungkapan di lingkungan serdadu perang the man behind the gun, di dalam bidang fotografi juga berlaku the man behind the camera. Secanggih apapun jenis kamera yang anda miliki, keindahan gambar hasil jepretan kamera tergantung pada keahlian fotografernya. Jika anda memotret objek maka kualitas dan keindahannya akan tergantung pada dua hal. Pertama, keahlian anda dalam mengoperasikan peralatan kamera terutama dalam mengatur focussing dan lighting. Kedua, keahlian anda dalam mengatur komposisi gambar. Paduan dua keahlian ini akan menghasilkan gambar yang tajam, pencahayaan proporsional, komposisi yang indah dan enak dipandang sehingga gambar menjadi sangat menakjubkan. Bagaimana anda mengatur komposisi gambar?

Komposisi adalah susunan dari elemen-elemen objek pada area gambar. Seorang fotografer sebelum mengambil gambar dengan kameranya, harus dapat mengatur komposisi terlebih dahulu agar gambar yang dihasilkan menjadi indah dan enak untuk dipandang.

1. Penempatan Point of Interest (POI) Objek

Point of Interest (POI) dapat ditempatkan dengan dua cara yakni dengan the rule of third dan the golden section. Perlu diingat bahwa dalam fotografi tidak ada aturan yang sangat rigid/kaku dalam mengatur komposisi. Baik the rule of third maupun the golden section hanya memberikan panduan dasar saja dan bukan merupakan keharusan anda dalam mengatur komposisi gambar.

The Rule of Third

Langkah pertama menempatkan POI dengan cara ini adalah membagi bidang gambar menjadi tiga bagian. Bagilah panjang dan lebar bidang secara sama ke dalam 3 bagian. Untuk frame yang mendatar (landscape), penempatan POI adalah sebagai berikut:

rule_of_third_horisontal Objek gambar yang menjadi POI ditempatkan pada salah satu dari empat interseksi garis pembagi yang bertanda lingkaran kuning. Titik-titik tersebut dinamakan titik kuat objek.

Untuk frame vertikal, penempatan POI dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

rule_of_third_vertikal

2. Ruang Bebas

Untuk objek-objek yang bergerak, tempatkanlah POI sedemikian rupa sehingga tetap berada pada titik kuat pada frame tetapi memberikan free space di depan objek. Perhatikan gambar-gambar berikut ini!

seagull_tengahTaken from: www.photo96.com/blog/?p=371

Sebagian besar orang cenderung memotret dengan menempatkan objek di tengah-tengah frame seperti gambar di atas. Padahal, penempatan objek seperti itu sesungguhnya telah menempatkan objek pada zona dead-center, akibatnya selain objek tidak menjadi pusat perhatian yang kuat karena tidak menempati titik kuat, juga tidak memberikan ruang bebas yang cukup di depan/kanan burung camar sehingga efek gerak burung kurang terasa. Coba perhatikan gambar di bawah ini jika objek digeser ke titik kuat!

seagull_CoITaken from: www.photo96.com/blog/?p=371

Dengan menempatkan objek pada titik kuat yang sesuai, terlihat burung camar memiliki ruang bebas yang lebih besar pada arah gerakan (ke kanan) dibandingkan ruang di belakang burung camar. Hal ini memberikan efek gerak yang lebih besar pada objek. Coba rasakan sangat indah bukan? Seolah-olah burung camar itu akan mengarungi area di depannya yang sangat luas! Rasakan efeknya!

Coba perhatikan gambar di bawah ini! Apa yang anda rasakan?

kapal

Karena objek ditempatkan di titik kuat, maka kapal akan menjadi pusat perhatian mata yang melihatnya dan dengan free space yang lebar pada arah kiri menjadikan kapal terlihat memiliki efek gerak yang sangat dinamis seolah-olah sedang melaju ke arah samudra yang luas.

3. Penempatan Horizon

Kecenderungan kita biasanya mengambil gambar landscape serba di tengah, objek dan bahkan horisonpun ditempatkan di tengah-tengah membagi frame menjadi dua sama besar.

sunset_kute_center

Agar gambar menjadi menakjubkan, coba gunakan rule of third untuk menempatkan objek dan geser horison ke sepertiga bagian frame. Coba perhatikan gambar yang telah diubah berikut ini!

sunset_kute_coi

Gambar sunset yang terakhir akan lebih enak dipandang karena pusat perhatian yakni matahari yang sedang tenggelam digeser dari posisi dead center ke titik kanan atas, sedangkan horison digeser dari tengah-tengah ke posisi sepertiga dari bawah. Coba rasakan gambar itu! Menakjubkan bukan? Perlu terus diingat bahwa gambar-gambar yang mengandung cakrawala atau horison, penempatan horisonnya pada garis sepertiga dari atas atau sepertiga dari bawah.

horison1

Taken from: www.secondpicture.com

Pada gambar di atas, horison ditempatkan di sepertiga bagian bawah sehingga laut menempati 1/3 bagian sedangkan langit 2/3 bagian. Jurufotonya barangkali berharap matahari menjadi pusat perhatian sehingga ditempatkan di titik kuat kanan atas. Gambar itu menjadi sangat menakjubkan karena sang jurufotonya sangat cerdik dalam mengambil momentum pemotretan. Matahari ditunggu sedikit keluar dari awan dan saat itu gambar diambil sehingga menghasilkan pantulan pada air laut dan inilah ciri foto sejenis sunset atau sunrise yang baik. Gambar di bawah ini adalah penempatan horison pada sepertiga bagian dari atas.

teluk_malimbo

Sedangkan gambar berikut menempatkan horisontal di sepertiga frame dari bawah. Keduanya sama-sama enak dipandang bukan?

horison2

Taken from: www.bbc.co.uk

Horison untuk frame vertikal dapat ditempatkan seperti gambar-gambar berikut ini.

batu

http://media.photobucket.com

4. Garis Pengarah

Gambar akan lebih memberikan kesan “enak dipandang” jika dilengkapi dengan unsur komposisi garis pengarah. Garis pengarah dapat berupa jalan, pagar, sungai, bagunan atau objek-objek lainnya yang memiliki bentuk memanjang. Garis pengarah dalam komposisi fotografi dibuat dari ujung frame ke ujung lainnya dalam arah diagonal. Garis pengarah yang menakjubkan adalah ketika dibuat dalam bentuk kurva S. Coba perhatikan gambar berikut ini!

s-curve-1

Photo: Mike Kepka, The Chronicle

Komposisi ini sangat indah karena jalan membentuk s-curve sebagai garis pengarah yang diagonalis sehingga terkesan dinamis.

5. Framing

Foto akan terlihat lebih indah jika dibungkus oleh frame yang dapat berupa berbagai objek yang menjadi latar depan seperti pohon dan daun-daunnya, jendela dan lainnya.


gili_tarawang_2_LR

http://muchlas.ee.uad.ac.id/v2/?p=730




FOTOGRAFI : Mengenal Program Kamera SLR

4 Unsur Pada Kamera

  1. Shutter speed (kecepatan rana),
  2. Aperture (diafragma)
  3. Exposure Compensation (Ev)
  4. ISO

Shutter bertugas mengatur berapa lama cahaya akan mengenai sensor (atau film pada kamera analog), dinyatakan dalam satuan detik. Semakin singkat kecepatan shutter maka semakin sedikit cahaya yang masuk, dan demikian pula sebaliknya. Biasanya kamera memiliki kecepatan shutter mulai dari beberapa detik hingga 1/4000 detik.
30” = 30 detik lamanya
1/40000 = Cepat/ngacir

Aperture memiliki tugas mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke lensa (dengan memperbesar atau memperkecil ukuran diafragma), dinyatakan dalam nilai pecahan mulai yang terbesar hingga terkecil (contoh : f/2.8, f/3.5, f/8 dsb). Nilai maksimum dan minimum aperture suatu kamera ditentukan dari lensanya, dan nilai ini akan berubah seiring dengan perubahan jarak fokal lensa.

>f/8 = focus melebar, backgroundnya jelas; tidak blur

ISO menentukan tingkat sensitivitas sensor terhadap cahaya sehingga semakin tinggi nilai ISO maka sensor akan semakin peka terhadap cahaya meski dengan resiko meningkatnya noise pada foto. Faktor ISO ini menjadi pelengkap komponen eksposure selain shutter dan aperture, terutama saat kombinasi shutter dan aperture belum berhasil mendapatkan nilai eksposure yang tepat.
Tersedia pilihan untuk menentukan nilai sensitivitas sensor/ISO mulai dari AUTO, 100, 200, 400 hingga 1600.
Makin besar ISO makin graniny hasil fotonya.
100 & 200 = untuk kondisi Cahaya Terang/siang
400 = untuk cahaya agak Gelap/Indoor
800/1600 = Malam Hari

Ada kamera yang bahkan untuk menentukan nilai ISO sepenuhnya adalah AUTO, ada kamera yang nilai ISO terendahnya di 50, dan ada kamera yang sanggup mencapai ISO amat tinggi (3200, 6400 hingga 10000).

Program mode (P).

Huruf P disini kadang artinya diplesetkan sebagai ‘Pemula’ karena sebenarnya di mode ini hampir sama seperti memakai mode AUTO (oleh karena itu mode P ini relatif aman untuk dipakai sebagai mode standar sehari-hari). Bila pada mode AUTO semua parameter ditentukan secara otomatis oleh kamera, maka pada mode P ini meski kamera masih menentukan nilai shutter dan eksposure secara otomatis, namun kita punya kebebasan mengatur nilai ISO, white balance, mode lampu kilat dan Exposure Compensation (Ev). Tampaknya tidak ada yang istimewa di mode P ini, tapi tunggu dulu, beberapa kamera ada yang membuat mode P ini lebih fleksibel dengan kemampuan program-shift. Dengan adanya program-shift ini maka kita bisa merubah variasi nilai pasangan shutter-aperture yang mungkin namun tetap memberikan eksposure yang tepat. Bila kamera anda memungkinkan program-shift pada mode P ini, cobalah berkreasi dengan berbagai variasi pasangan nilai shutter-eksposure yang berbeda dan temukan perbedaannya.

Aperture-priority mode (Av).


Mode ini optimal untuk mengontrol depth-of-field (DOF) dari suatu foto, dengan cara mengatur nilai bukaan diafragma lensa (sementara kamera akan menentukan nilai shutter yang sesuai).
Aturlah diafragma ke bukaan maksimal (nilai f kecil) untuk mendapat foto yang DOFnya sempit (objek tajam sementara latar belakang blur) dan sebaliknya kecilkan nilai diafragma (nilai f tinggi) untuk mendapat foto yang tajam baik objek maupun latarnya. Biasanya pada lensa kamera saku, bukaan diafragma maksimal di f/2.8 (pada saat wide maksimum).

Shutter-priority mode (Tv).

Mode ini kebalikan dari mode Av, dimana kita yang menentukan kecepatan shutter sementara kamera akan mencarikan nilai bukaan diafragma yang terbaik. Mode ini berguna untuk membuat foto yang beku (freeze) atau blur dari benda yang bergerak. Dengan memakai shutter amat cepat, kita bisa menangkap gerakan beku dari suatu momen olahraga, misalnya. Sebaliknya untuk membuat kesan blur dari suatu gerakan (seperti pada kendaraan di malam hari) bisa dengan memakai shutter lambat. Memakai shutter lambat juga bermanfaat untuk memotret low-light apabila sumber cahaya yang ada kurang mencukupi sehingga diperlukan waktu cukup lama untuk kamera menangkap cahaya. Yang perlu diingat saat memakai shutter cepat, cahaya harus cukup banyak sehingga hasil foto tidak gelap. Sebaliknya saat memakai shutter lambat, resiko foto blur akibat getaran tangan akan semakin tinggi bila kecepatan shutter diturunkan. Untuk itu gunakan fitur image stabilizer (bila ada) atau gunakan tripod. Sebagai catatan saya, nilai kecepatan shutter mulai saya anggap rendah dan cenderung dapat mengalami blur karena getaran tangan adalah sekitar 1/30 detik, meski ini juga tergantung dari cara dan kebiasaan kita memotret serta posisi jarak fokal lensa. Pada kecepatan shutter sangat rendah di 1/8 detik, pemakaian stabilizer sudah tidak efektif lagi dan sebaiknya gunakan tripod.

Manual mode (M)

Di level mode full-manual ini, fotograferlah yang bertugas sebagai penentu baik nilai shutter dan aperture. Light-meter pada kamera tetap berfungsi, namun tidak digunakan untuk mengatur nilai eksposure secara otomatis, melainkan hanya sebagai pembanding seberapa jauh eksposure yang kita atur mendekati eksposure yang diukur oleh kamera. Di mode ini dibutuhkan pemahaman akan eksposure yang baik, dalam arti fotografer harus mampu untuk mengenal kondisi cahaya pada saat itu dan dapat membayangkan berapa nilai shutter dan aperture yang diperlukan. Bila variasi kedua parameter ini tidak tepat, niscaya foto yang dihasilkan akan terlalu terang atau terlalu gelap. Namun bila sukses memakai mode manual ini, kita bisa mendapat foto yang memiliki eksposure yang baik melebihi foto yang diambil dengan mode AUTO, Program, Aperture-priority ataupun Shutter-priority. Contohnya pada saat mengambil foto sunset di pantai dimana dibutuhkan feeling yang tepat akan eksposure yang diinginkan.
Dengan memahami fungsi-fungsi dari fitur manual pada kamera, diharapkan kita mau mencoba-coba berkreasi dengan fitur tersebut dan mendapat hasil yang memuaskan. Selamat berkreasi..


Exposure Compensation (Ev), digunakan untuk mengkompensasi eksposure ke arah terang atau gelap. Apabila eksposure yang ditentukan oleh kamera tidak sesuai dengan keinginan kita, fitur ini dapat membantu. Naikkan Ev ke arah positif untuk membuat foto lebih terang dan turunkan untuk mendapat foto yang lebih gelap. Biasanya tingkatan/step nilai Ev ini dibuat dalam kelipatan 1/3 atau 1/2 step.

Manual focus, suatu fitur yang tidak begitu banyak dijumpai di kamera saku. Berguna apabila auto fokus pada kamera gagal mencari fokus yang dimaksud, seperti pada objek foto yang tidak punya cukup kontras untuk kamera mengunci fokus (karena kerja auto fokus kamera berdasar pada deteksi kontras).

Manual White Balance, untuk mendapatkan temperatur warna yang sesuai dengan aslinya. Bermacam sumber cahaya yang berlainan sumbernya memiliki temperatur warna (dinyatakan dalam Kelvin) berbeda-beda, sehingga kesalahan dalam mengenal sumber cahaya akan membuat warna putih menjdi terlalu biru atau terlalu merah. Umumnya semua kamera digital termasuk kamera ponsel telah memiliki fitur auto White Balance yang bisa beradaptasi pada berbagai sumber cahaya. Namun sebaiknya kamera anda memiliki keleluasaan untuk mengatur White Balance secara manual seperti Daylight, Cloudy, Tungsten, Flourescent dan manual adjust.

Flash intensity level, berguna untuk mengubah-ubah kekuatan cahaya dari lampu kilat pada kamera. Hal ini kadang berguna saat hasil foto yang diambil dengan lampu kilat ternyata terlalu terang atau justru kurang terang.
Fitur manual manakah yang paling berdampak langsung pada kualitas hasil foto? Karena fotografi adalah permainan cahaya (exposure) dimana tiga unsur pada kamera yang menentukan adalah Shutter speed (kecepatan rana), Aperture (diafragma) dan ISO, maka fitur manual paling penting menurut saya adalah fitur manual P/A/S/M dan fitur manual ISO (sejauh yang saya amati, apabila sebuah kamera telah memiliki fitur P/A/S/M, maka kamera tersebut juga telah memiliki fitur manual ISO). Pada prinsipnya, kamera (dan fotografer) akan berupaya untuk menghasilkan sebuah foto yang memiliki eksposure yang tepat. Artinya, foto yang dihasilkan semestinya tidak boleh terlalu gelap atau terlalu terang. Gelap terangnya foto yang dibuat oleh kamera ditentukan dari ketiga faktor tadi, dimana :

MAGIC NUMBER

Aperture:
1.4 2.0 2.8 3.5 4.0 5.6 8.0 11.0 16.0 22.0 dst
Shutter Speed:
1/2 1/4 1/8 1/16 1/30 1/60 1/125 1/250 1/500 1/1000 dst
Jika light meter membaca A: f 2.8 pada 1/125 sama saja nilai cahaya yang masuk dengan A f3.5 pada 1/60. (A turun 1 stop dan speed naik 1 stop).
Kalau lightmeter membaca A: f.2.8 pada 1/125 dan ada yang bilang "naikin dua stop!". Pilihannya bisa:
A:2.0 S: 1/60 (masing-masing naik 1 stop) atau,
A:1,4 S tetap 1/125 atau
A tetap 2.8 dan S: 1/30.
Dulu pembagiannya jelas, A urusan lensa sedangkan S urusan kamera.


http://ad3kur.multiply.com/journal/item/2


Selasa, 27 Juli 2010

Hasil keISENGan
















yahhh...
berawal dari isen -iseng.. jadi niat.. heee
temen-temen kalo maw tinggal kasi ane Pesan ya...
syaratnya gampang, Cuma satu aja :
Bersama sama kita basmi cheater



Senin, 26 Juli 2010

Laahh....Bahas apa nih yaa


Awalnya sempet bingung, apa itu cendol ?? kenapa di beberapa forum, banyak sekali user yang minta cendol. Cendol itu minuman, yang warnanya ijo, trus murah meriah, hahaha...itu juga gw taw, masa iya, diforum minya es cendol. Akhirnya dari apada jadi hantu penasaran, gw googling dan abarakadabra, cendol itu maksudnya naiken rate kita di forum itu..hahaha this is it.. finally ga perlu lagi heran kalo nanti temen temen di foru minta cendol. HEHEHEHE....

Selasa, 20 Juli 2010

Manfaat Air Putih



Banyak dari kita minum air, tapi bukan air putih melainkan sudah berbentuk racikan, dan mengapa dokter menganjurkan kita untuk minum air putih, mengapa kita harus minum air putih minimal 8 gelas sehari ?

Inilah penjelasan ilmiah nya, dan ini adalah fakta !

Kira-kira 80% tubuh manusia terdiri dari air. Malah ada beberapa bagian tubuh kita yang memiliki kadar air di atas 80%. Dua organ paling penting dengan kadar air di atas 80% adalah : Otak dan Darah.

Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sementara darah memiliki Komponen air 95%. Jatah minum manusia normal sedikitnya adalah 2 liter sehari atau 8 gelas sehari. Jumlah di atas harus ditambah bila anda seorang perokok.

Air sebanyak itu diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar dari tubuh kita lewat air seni, keringat, pernapasan, dan sekresi. Lalu apa yang terjadi bila kita mengkonsumsi kurang dari 2 liter sehari ? Tentu tubuh akan menyeimbangkan diri. Caranya ? Dengan jalan "menyedot" air dari komponen tubuh sendiri. Dari otak ? Belum sampai segitunya! Melainkan dari sumber terdekat : darah.

Darah yang disedot airnya akan menjadi kental. Akibat pengentalan darah ini, maka perjalanannya akan kurang lancar ketimbang yang encer. Saat melewati ginjal (tempat menyaring racun dari darah) ginjal akan bekerja extra keras menyaring darah. Dan karena saringan dalam ginjal halus, tidak jarang darah yang kental bisa menyebabkan perobekan pada glomerulus ginjal. Akibatnya, air seni anda berwarna kemerahan, tanda mulai bocornya saringan ginjal. Bila dibiarkan terus menerus, anda mungkin suatu saat harus menghabiskan "400.000 rupiah seminggu" untuk cuci darah.

Saat darah kental mengalir lewat otak, perjalanannya agak terhambat. Otak tidak lagi "encer", dan karena sel-sel otak adalah yang paling boros mengkonsumsi makanan dan oksigen, lambatnya aliran darah ini bisa menyebabkan sel-sel otak cepat mati atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Bila ini ditambah dengan penyakit "jantung" (yang juga kerjanya tambah berat bila darah mengental), maka serangan stroke bisa lebih lekas datang. Sekarang tinggal anda pilih : melakukan "investasi" dengan minum sedikitnya 8 gelas sehari atau "membayar bunga" lewat sakit ginjal atau stroke. Anda yang pilih !

TIPS dan Trick air minum sehat

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperoleh manfaat maksimal air adalah sebagai berikut:

1. Minum empat gelas air putih begitu terbangun dari tidur anda
2. Berhenti mengonsumsi makanan selama 45 menit setelah minum air, baru kemudian boleh menyantap sarapan
3. Berhenti mengonsumsi makanan selama dua jam dalam bentuk apa pun setelah makan pagi, baik berbentuk cair maupun kasar. Hal yang sama juga dilakukan pada jam makan siang dan malam
4. Setelah makan malam tidak boleh mengonsumsi apa pun
5. Jika empat gelas air putih dirasa terlalu berat, terutama bagi yang telah lanjut usia, dapat digantikan sedikit demi sedikit dan berhatap sampai dapat menghabiskan empat gelas sekaligus.


Semoga bermanfaat...

Kamis, 15 Juli 2010

10 Hal yang tidak bisa dibeli oleh UANG

Kita sering membicarakan tentang uang; bagaimana mendapatkan banyak uang, bagaimana mengatur pengeluaran, berapa yang ditabung, serta diinvestasikan di mana. Kita sibuk merencanakan, memikirkan, dan mengkhawatirkan uang yang kita miliki, sehingga seolah-olah uang adalah hal yang paling penting di dunia.
Uang memang penting dalam kehidupan, tanpa alat tukar ini kita tak akan bisa memenuhi kebutuhan hidup. Uang membuat kita bisa melakukan banyak hal dibandingkan jika kita tak memilikinya. Tetapi sepenting-pentingnya uang, sebanyak apa pun pundi-pundi uang Anda, ada hal-hal yang tak bisa dibeli olehnya.


Kehilangan waktu
Uang tak akan mengembalikan waktu yang telah berlalu. Setelah hari berganti, waktu 24 jam tersebut akan hilang dan tak akan pernah kembali. Karena itu gunakan setiap kesempatan yang ada untuk menyatakan perhatian dan kasih sayang Anda pada orang tercinta, sebelum waktu itu berlalu.


Kebahagiaan
Memang kedengarannya klise, uang tak bisa membeli kebahagiaan. Tapi inilah kenyataannya. Uang memang bisa membuat Anda merasa senang karena bisa membiayai liburan, membeli elektronik terkini, atau mobil paling cepat. Tapi setumpuk uang tak kan pernah bisa menghadirkan kebahagiaan yang nyata yang berasal dari dalam hati kita. Kebahagiaan jenis ini hanya datang dari hubungan yang membahagiakan serta dukungan dan cinta dari keluarga.


Kebahagiaan Anak
Untuk memberikan sandang dan pangan yang layak kepada buah hati memang dibutuhkan uang. Tapi uang tak bisa memberikan rasa aman, tanggung jawab, sikap yang baik, serta kepandaian, pada anak-anak. Hal itu merupakan buah dari waktu dan perhatian yang Anda curahkan untuk mereka dan hal-hal baik yang Anda ajarkan. Uang memang membantu kita memenuhi beberapa aspek pengasuhan, tapi waktu telah membuktikan bahwa kebutuhan dasar tiap anak adalah berapa banyak waktu yang diberikan orangtuanya, bukan uangnya.


Cinta
Ini satu hal klise lainnya, cinta tak bisa dibeli dengan uang, tapi akuilah hal itu benar. Dengan uang kita bisa membuat orang tertarik, tapi cinta berasal dari rasa saling menghargai, perhatian, berbagi pengalaman, dan kesempatan untuk berkembang bersama. Itu sebabnya banyak pasangan yang menikah karena uang, tak bertahan lama.


Penerimaan
Untuk diterima oleh lingkungan pergaulan, Anda tak butuh uang. Bila Anda ingin diterima, fokuskan energi Anda untuk membuat diri Anda berharga bagi lingkungan sekitar dengan menjadi teman dalam suka dan duka.


Kesehatan
Kita butuh uang untuk mengongkosi biaya perawatan dan membeli obat, tapi uang tak bisa menggantikan kesehatan yang hilang. Itu sebabnya pepatah lebih baik mencegah daripada mengobati sebaiknya kita terapkan. Mulailah berolahraga, berhenti merokok, dan banyak hal lain yang pasti sudah Anda tahu.


Kesuksesan
Beberapa orang memang ada yang mencapai kesuksesan dengan menyuap, tapi ini adalah pengecualian. Kesuksesan hanya berasal dari kerja keras, kemauan, dan sedikit kemujuran. Ada aspek kecil dari usaha menuju sukses yang bisa didapatkan dengan uang, misalnya mengikuti pelatihan atau membeli peralatan, tapi sukses lebih banyak berasal dari usaha yang Anda lakukan sendiri.


Bakat
Kita dilahirkan dengan bakat tertentu. Dengan uang, yang bisa kita lakukan adalah mengasah bakat tersebut, misalnya belajar musik. Namun para ahli mengatakan, untuk menjadi ahli di bidangnya, kita membutuhkan bakat.


Sikap yang baik
Banyak orang yang kaya raya tapi sikapnya kasar dan ucapannya sinis. Tak sedikit orang sederhana yang tutur katanya sopan dan menunjukkan rasa hormat pada orang lain. Jadi, jumlah uang yang dimiliki bukan penentu sikap atau manner seseorang.


Kedamaian
Bila uang bisa membeli kedamaian, barangkali kita tak lagi mendengar tentang perang. Justru yang sering terjadi sebaliknya, uang lah yang menjadi sumber pertikaian dan permusuhan.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates