Rabu, 28 Juli 2010

FOTOGRAFI : Seni di dalam fotojurnalisme

Biasanya fotojurnalisme, atau sering disebut juga foto liputan, reportase, membosankan dan tidak ada seninya. Pendapatan wartawan foto juga termasuk rendah terutama dibandingkan dengan foto komersil atau potret. Dalam dekade terakhir, ada upaya untuk menyegarkan foto liputan, yaitu dengan mengkombinasikan seni ke dalam foto liputan. Saya sendiri menyambut positif elemen artistik ke dalam fotojurnalisme. Elemen ini membuat foto menjadi lebih menarik untuk dinikmati.

Lalu, bagaimana caranya membuat fotojurnalisme menjadi lebih artistik?

KOMPOSISI

Saya pikir komposisi adalah poin yang sangat penting untuk membuat foto menjadi lebih artistik, tidak terkecuali dalam foto liputan. Banyak prinsip komposisi yang ada dan bisa dicoba-coba. Tantangannya adalah jenis komposisi yang mana yang sesuai dengan apa yang ada di depan kita.

Salah satu prinsip dasar yang paling banyak digunakan adalah Rule of Thirds, yaitu menempatkan subjek utama 1/3 dari badan foto, daripada memposisikan subjek di tengah-tengah badan foto.

Dengan menempatkan subjek foto gak sebelah kanan (bukan ditengah),  foto terlihat lebih dinamis

Dengan menempatkan subjek foto gak sebelah kanan (bukan ditengah), foto terlihat lebih dinamis

Lalu saya juga suka mencari pola dalam foto, yaitu bentuk yang berulang-ulang seperti kain batik.

Contoh komposisi pola: Di sini, saya menangkap tiga orang  nenek-nenek sedang tersenyum saat mendengarkan ceramah

Contoh komposisi pola: Di sini, saya menangkap tiga orang nenek-nenek sedang tersenyum saat mendengarkan ceramah

Kita juga bisa “break down” (membongkar) suatu pemandangan ke elemen-elemen dasar grafis seperti garis, segitiga, persegi panjang, lingkaran dan lain-lain.

Komposisi dalam foto diatas memiliki bentuk segitiga

Komposisi dalam foto diatas memiliki bentuk segitiga. Saya juga menerapkan prinsip rule of thirds

Kombinasi komposisi garis dan perspektif (Saat membuat foto ini,  saya jongkok sehingga sudut pandang lebih menarik daripada bila saya  berdiri)

Kombinasi komposisi garis dan perspektif (Saat membuat foto ini, saya jongkok sehingga sudut pandang lebih menarik daripada bila saya berdiri). Foto juga terlihat lebih tiga dimensi karena saya mengunakan lensa lebar

Selain itu, kita bisa mengubah perspektif / sudut pandang kita, misalnya naik ke tempat yang lebih tinggi, atau jongkok dan tiarap. Mengunakan lensa lebar juga bisa membuat sudut pandang yang lebih menarik.

MINIMALISTIK

Untuk membuat foto Anda keliatan lebih nyeni lagi, Anda bisa mencoba membuat latar belakang menjadi kabur. Dengan demikian, subjek Anda akan lebih menonjol dan latar belakang menjadi seperti efek lukisan.

Untuk membuat foto menjadi benar-benar minimalistik, kita harus benar-benar memperhatikan latar belakang, cari latar belakang yang polos dan tidak rumit, sehingga saat di blur dengan setting aperture/bukaan besar, latar belakang benar-benar mulus sehingga tidak mengganggu perhatian pemirsa akan subjek utama.

Saya mencoba membuat foto ini seminimal mungkin dengan membuat  latar belakang menjadi kabur, sehingga terlihat seperti lukisan dan  pemirsa lebih fokus melihat pada subjek utamanya. Selain itu dari  komposisi, saya tidak memposisikan subjek di tengah foto

Saya mencoba membuat foto ini seminimal mungkin dengan membuat latar belakang menjadi kabur, sehingga terlihat seperti lukisan dan pemirsa lebih fokus melihat pada subjek utamanya. Selain itu dari komposisi, saya tidak memposisikan subjek di tengah foto

OLAH FOTO

Setelah di foto diambil, kita bisa memproses foto kita di Photoshop atau Lightroom. Karena fotojurnalisme, maka saya tidak memanipulasi foto. Yang saya lakukan biasanya adalah melakukan fine tuning warna, eksposur dan kroping. Kadang-kadang saya mengubah foto menjadi hitam putih bila saya merasa fotonya akan lebih enak dilihat.

Memang teknologi piranti lunak sangat hebat sekarang dan mudah sekali dilakukan, tapi yang paling penting tetap adalah saat pengambilan foto, jangan sepelekan itu dan jangan pernah terbersit pemikiran seperti “Ah nanti aja di betulin atau dipercantik di Photoshop atau piranti lunak pengolah foto lainnya. Juga, saya sarankan jangan terlalu asik mengolah foto (over processing) sehingga inti dari foto tersebut hilang atau berubah.

http://www.infofotografi.com/blog/2010/05/seni-di-dalam-fotojurnalisme/

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates