Rabu, 14 Juli 2010

Hidup = Pilihan

Saat saya tengah memberikan workshop Total-Mind Learning bagi kalangan guru di salah satu sekolah favorit di kawasan Jakarta Selatan, saya mengemukakan bahwa banyak siswa/mahasiswa yang belum/tidak mengetahui cara untuk mencapai prestasi optimal di sekolah/kampus. Kepada para pendidik tersebut saya mengatakan bahwa untuk mencapai prestasi yang optimal, kuncinya bukanlah dengan "belajar". Banyak siswa yang merasa bahwa dirinya telah belajar, namun prestasinya tetap masih belum menunjukan peningkatan. Sebaliknya pun demikian, ada pula siswa yang melakukan hal yang biasa-biasa saja namun mampu meraih prestasi teratas di sekolahnya. Dari kedua hal yang berlawanan tersebut tentunya dapat disimpulkan bahwa untuk berhasil di sekolah kuncinya bukanlah dengan "belajar". Namun kalangan guru tetap saja menyuruh siswanya untuk belajar, padahal hasilnya tetap saja kurang optimal. Tidakkah aneh kiranya jika anda melakukan hal yang sama untuk mengharapkan hasil yang berbeda.

Banyak individu, mulai dari guru, orang tua bahkan siswa yang bersangkutan sendiri tidak mengetahui bahwa pencapaian prestasi yang rendah merupakan pilihan siswa yang bersangkutan. Kembali lagi saya nyatakan, mereka telah memilih untuk mencapai prestasi yang rendah. Mungkin aneh kedengarannya, namun itulah yang sebenarnya terjadi. Mereka telah memilih, secara sadar atau pun tidak, untuk mendapatkan prestasi yang biasa-biasa saja atau bahkan rendah.

Ketidaktahuan siswa bahwa pencapaian prestasi di sekolahnya merupakan suatu pilihan menyebabkan pencapaian prestasi di sekolah cendrung kurang optimal. Mungkin seperti yang lainnya, anda bertanya "Mengapa hal itu bisa terjadi?" Saya berikan anda dua kemungkinan; mereka tidak bersedia menentukan pilihan (misalnya mencapai prestasi yang optimal) atau mereka sebenarnya tidak mengetahui keberadaan pilihan tersebut.

Dari kedua kemungkinan tersebut, kemungkinan kedua yang lebih berbahaya. Hal ini kemudian menyebabkan banyak siswa yang terjebak pada pemikiran yang keliru tentang bersekolah, misalnya bersekolah merupakan suatu aktifitas yang biasa dilakukan oleh individu pada usia sekolah; bersekolah adalah ajang mencari teman atau berbagai alasan lainnya Karena motifnya yang kurang tepat maka wajar saja jika kemudian hasilnya pun kurang tepat.

Ada pun konsekuensi dari hal tersebut terus berlanjut tidak berakhir hanya sampai di sekolah. Ketika telah tiba waktu mereka untuk berkontribusi pada masyarakat dan lingkungan, katakanlah pada usia kerja, banyak dari mereka yang kemudian terseret oleh pemikiran melakukan kerja untuk alasan yang tidak tepat. Wajar saja jika kemudian hasil dari pekerjaan mereka pun juga biasa-biasa saja, terlepas dari profesi yang mereka jalani. Mereka terjebak pada fenomena "mediocracy". Alasan mereka untuk bekerja hanya berada seputar mendapatkan uang untuk nafkah keluarga. Wajar saja jika kemudian mereka tidak mampu mengeluarkan potensi terbaik mereka dan hanya menjadi orang rata-rata di bidangnya. Bahkan ada pula yang lebih parah ketika sebagian dari mereka melakukan pekerjaan yang sebenarnya tidak disenangi namun mereka tetap memaksakan untuk alasan sebatas "uang". Setelah beberapa saat, mereka mengalami akumulasi ketidaksenangan yang berujung pada kelelahan mental dan rendahnya produktifitas.

Banyak dari mereka yang kemudian (bahkan sampai tutup usia) tidak berhasil mencapai apa yang sebenarnya mereka inginkan dalam hidup. Untuk menghibur diri kemudian mereka bersembunyi pada berbagai "ide penenang" seperti "tidak semua hal dapat diraih".

Hal yang ingin saya tekankan di sini adalah banyak individu yang menjalani hidup tanpa memiliki kendali atas hidup itu sendiri. Mereka berpikir dalam hidup namun sebenarnya mereka tidak berpikir. Seperti rumah yang terlihat terang dari luar, namun tidak ada orang di dalam. Harap diingat, hal ini tidak ada kaitannya dengan derajat pendidikan, apakah individu yang bersangkutan berpendidikan atau tidak. Banyak pula individu yang berpendidikan tinggi namun masih juga terjebak pada berbagai hal yang mereka telah putuskan sendiri. Berbagai kejadian korupsi, manipulasi hingga penipuan yang marak belakangan ini dengan korbannya yang merupakan individu berpendidikan, menunjukan bahwa mereka tidak memiliki kesadaran atas apa yang sebenarnya terjadi. Semua janji yang diumbar oleh para penipu untuk menggaet korban, telah mampu menutup logika para korban. Pada akhirnya, cerita yang "basi" berulang-ulang; penyesalan dan tuntutan dari para korban.

Di tengah-tengah tumpukan cerita yang "basi" tetap ada pula sedikit individu yang mampu mencapai apa yang diinginkan dalam hidup. Mereka berhasil mewujudkan berbagai hal yang mereka inginkan. Mereka menjalani hidup sesuai dengan apa yang telah mereka rancang sebelumnya.

Jika demikian apa perbedaan antara keduanya? Mengapa ada satu kelompok individu yang "gagal" dan pula kelompok individu "berhasil"? Tahukah anda bahwa perbedaan yang paling mencolok antara keduanya terletak pada keberhasilan mereka menentukan berbagai pilihan dalam hidup.

Dengan demikian maka artinya bahwa dalam hidup pun sebenarnya di setiap saat setiap manusia perlu menentukan pilihan. Bahkan jika ditelaah lebih lanjut, hidup pun sebenarnya merupakan suatu pilihan. Benar atau salahnya suatu pilihan ditentukan dari "selaras" atau "tidak selaras" dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika dihubungkan dengan konteks kehidupan, maka tujuan yang saya maksud adalah tujuan hidup. Ketika seseorang mengambil keputusan yang dianggap "salah" di suatu saat, maka sebenarnya apa yang terjadi adalah ia baru saja mengambil keputusan yang "tidak selaras" dengan tujuan yang ingin dicapai.

Ketidakselarasan pilihan dengan tujuan yang ingin dicapai umumnya disebabkan oleh ketidaksadaran saat melakukan pilihan. Contohnya seperti ini, kebanyakan individu akan melakukan pemikiran yang benar-benar mendalam mengenai pilihan baju yang akan dibeli, namun banyak yang banyak dari individu yang tidak memikirkan secara sadar mengenai berbagai pilihan untuk mengkonsumsi waktunya pada suatu hari. Artinya adalah pada saat menentukan pilihan, katakanlah misalnya baju yang akan dibeli, banyak individu yang sacara sadar menentukan pilihan, namun sebaliknya saat menentukan hal apa yang akan dilakukan pada hari ini, banyak dari mereka yang kemudian menentukan pilihan secara tidak sadar. Mungkin hal itu disebabkan karena mereka hanya dapat memilih jika pilihan tersebut dapat terlihat, terdengar dan terasa saja. Namun jika pilihan tersebut tidak dapat ditangkap oleh panca indra (secara intuitif) maka mereka tidak dapat memutuskan pilihan.

Memang ada kalanya anda tidak dapat melakukan pemilihan secara sadar, mungkin dikarenakan anda tidak mengetahui apa saja pilihan yang tersedia, sehingga anda memilih apa yang tersedia saat itu. Sayangnya pilihan tersebut ternyata kurang tepat dan membawa konsekuensi yang tidak diharapkan. Tapi hal ini bukan berarti anda dapat menyerah dan tidak melakukan pemikiran sama sekali dalam menjalani hidup. Dengan demikian anda menyadari bahwa hidup itu adalah suatu permainan "the game of life". Anda tidak bisa berkata tidak untuk turut bermain, karena anda telah berada di dalam arena. Pilihannya yang tersisa hanyalah; main untuk menang atau main untuk kalah.

Ketika anda telah sadar sepenuhnya bahwa hidup merupakan pilihan, maka selanjutnya anda akan memiliki beberapa konsekuensi berikut:

Sadari berbagai pililhan yang tersedia di setiap saat

Dengan memiliki pilihan, maka anda dapat lebih mengendalikan hidup anda. Salah satu prinsip dasar yang tidak terbantahkan mengenai hidup anda adalah jika bukan anda yang mengendalikannya, maka orang lain yang mengendalikannya untuk anda. Semakin banyak pilihan yang tersedia (atau anda sediakan), semakin besar fleksibilitas hidup anda. Semakin besar fleksibilitas hidup anda, semakin besar pula kendali anda padanya.

Untuk terus memperbanyak pilihan yang tersedia, anda perlu terus membuka berbagai misteri dari tabir kehidupan. Satu-satu cara untuk melakukan hal ini adalah dengan melakukan pembelajaran berkelanjutan. Tentu anda dapat memahami konsep ini melalui analogi naik helikopter. Bayangkan saat anda naik helikopter, semakin tinggi anda terbang, semakin luas pula kawasan pengelihatan anda. Anda menjadi tahu berbagai daerah yang sebelumnya belum terpetakan oleh anda (uncharted area). Demikian pula dalam kehidupan. Untuk lebih jelas mengenai hal ini, anda dapat membaca artikel terdahulu, membaca satu buku per minggu,.

Sadari konsekuensi dari pilihan

Tentunya kini anda telah mengetahui bahwa setiap pilihan yang diambil membawa konsekuensi. Sayangnya, banyak individu yang hanya (mau atau mampu) melakukan pemikiran satu langkah saja, artinya hanya mampu berpikir untuk mengetahui berbagai pilihan yang tersedia saja, tanpa kemudian melanjutkan pada konsekuensi dari masing-masing pilihan tersebut.

Dengan mengetahui berbagai konsekuensi atas pilihan anda, maka anda dapat memininimalkan kekurangoptimalan pilihan yang anda ambil. Di setiap saat anda mengumpulkan masing-masing pilihan yang membawa konsekuensi semakin mendekatkan anda pada tujuan yang ingin dicapai. Hingga setelahnya, resultante dari konsekuensi pilihan yang anda ambil mewujudkan keinginan anda. Pada konteks kesiswaan dan pembelajaran, para siswa yang berhasil rata-rata telah mengetahui pilihan apa yang perlu mereka ambil untuk mencapai keberhasilan di sekolah. Dan itu telah terangkum pada artikel strategi berhasil di sekolah.

Definisikan kembali "berusaha"

Tidak bisa disangkal bahwa untuk mewujudkan setiap keinginan setiap manusia perlu berusaha. Namun di sini pula kelemahannya. Banyak individu yang kemudian berusaha tanpa mengetahui apakah usahanya selaras dengan pencapaian tujuannya atau tidak. Contoh yang tepat untuk hal ini ada pada siswa yang mendapatkan nilai buruk di sekolah. Banyak dari siswa tersebut mengatakan pada saya bahwa mereka telah belajar dengan sungguh-sungguh namun tetap saja nilainya rendah. Setelah saya selidiki lebih lanjut ternyata strategi belajarnya yang kurang tepat dengan tujuan. Analogi untuk hal ini adalah seperti saat anda naik pesawat. Memang benar untuk pergi ke Surabaya anda perlu naik pesawat, namun anda juga perlu memastikan bahwa pesawat yang anda tumpangi memiliki tujuan ke Surabaya dan bukan ke Banda Aceh. Karena tentu anda tahu, pun anda pergi naik pesawat, namun selama tujuan pesawat tersebut tidak sesuai dengan tujuan anda, anda tetap tidak akan pernah sampai pada tujuan anda.

Kembali lagi, pilihan pesawat yang anda akan tumpangi juga serupa dengan berbagai pilihan yang hadir pada hidup anda. Jika pilihan yang anda ambil tidak selaras dengan tujuan anda, maka tetap tujuan anda tidak akan pernah terwujud.

Tidak ada kata terlambat

Masih berkaitan dengan point sebelumnya, tentunya ada kalanya anda mengambil pilihan yang kurang tepat. Mungkin salah satunya disebabkan karena anda prediksi anda tentang konsekuensi tersebut yang tidak akurat. Namun hal itu bukan berarti anda harus mengakhiri semuanya. Ketika anda berada di jalan hendak menuju ke suatu tempat dan anda terlewatkan salah satu tikungan menuju tempat tersebut, bukan berarti anda harus mengurungkan niat anda menuju tempat tersebut. Anda dapat kembali mundur atau memutar dan kemudian mengambil tikungan yang tepat.

Demikian juga halnya ketika anda mengambil pilihan yang salah, anda dapat selalu kembali mengambil kesempatan kedua dan mengambil pilihan yang lebih tepat. Dengan demikian anda dapat selalu belajar dari setiap pilihan yang anda tentukan. Ketika anda salah mengambil pilihan, hal itu bukan berarti anda harus mengurungkan tujuan yang hendak dicapai. Anda dapat mempelajari lebih lanjut mengenai hal ini pada artikel gunakan tujuan perantara menuju tujuan akhir.

Tidak perlu depresi

Ketika telah muncul keyakinan bahwa tidak ada kata terlambat, maka segera anda dapat terhindar dari depresi. Anda mulai menyadari bahwa memperbaiki pilihan lebih bijaksana dibandingkan menghamburkan tenaga dan waktu dalam penyesalan. Anda menyadari sepenuhnya bahwa depresi tidak akan membawakan anda manfaat apa pun. Perubahan pada hidup anda ditentukan oleh seberapa bagusnya pilihan yang anda ambil selanjutnya dan bukan pada seberapa dalamnya anda terjebak dalam pusaran depresif. Bahkan jika dipikirkan lebih lanjut, bertindak dan depresi juga merupakan suatu pilihan. Dengan demikian anda juga mengetahui bahwa satu pilihan yang anda tentukan mengarahkan anda pada pilihan lain.

Bertanggung jawab atas hidup sendiri

Menyadari semua hal di atas tentunya membuat anda mengetahui lebih baik lagi bahwa semua yang terjadi pada diri anda sepenuhnya ditentukan pada pilihan yang anda ambil. Karena anda yang menentukan semua pilihan tersebut, maka anda pula yang akan menanggung konsekuensi dari setiap pilihan tersebut, baik atau buruk. Kembali lagi saya tekankan, ketika anda tidak menentukan pilihan bagi diri anda maka orang lain (dengan senang hati ) yang akan melakukannya untuk anda. Bahkan ketika anda memutuskan untuk tidak memilih, itu sendiri sudah merupakan pilihan. Renungkan!!!

Bertanya

Ada kalanya di suatu waktu anda tidak tahu berbagai pilihan yang tersedia atau konsekuensi atas pilihan yang tersedia. Jika demikian, janganlah khawatir. Anda dapat selalu bertanya pada orang lain yang telah melalui berbagai pilihan tersebut. Apa pun yang anda lakukan, pasti pernah ada orang lain sebelumnya yang pernah melakukannya atau setidaknya melakuan hal yang mengarah ke tujuan yang serupa. Sehingga anda dapat selalu belajar dari pengalaman orang lain. Kata bijak mengatakan; orang cerdas belajar dari kesalahannya sendiri, orang bijak belajar dari kesalahan orang lain. Karena anda bijak, maka bertanyalah...

Berhenti membandingkan

Mengetahui semua hal di atas tentunya membuat anda lebih paham bahwa setiap hal yang anda pilih membawa konsekuensi bagi diri anda sendiri. Konsekuensi yang anda terima atas suatu pilihan pastinya berbeda dengan yang diterima orang lain, walaupun pilihannya sama. Hal ini disebabkan karena kondisi dan situasi satu individu tentunya berbeda dengan individu lain. Dengan demikian, membandingkan diri anda dengan orang lain tentunya menjadi tidak berguna, sia-sia. Ketika anda ingin menjadi lebih langsing, sementara anda terus membandingkkan diri anda dengan orang lain, maka selama itu pula anda terjebak pada persepsi orang lain lebih langsing sementara anda lebih gemuk. Tidakkah hanya suatu kesia-siaan. Tentunya akan jauh lebih baik ketika anda membandingkan pencapaian diri anda saat ini dengan sebelumnya, sehingga dapat semakin sadar atas kemajuan yang telah anda capai.

Berhenti menyalahkan

Serupa dengan point sebelumnya, ketika anda telah menyadari bahwa hidup adalah pilihan dan anda bersedia untuk menentukan pilihan tersebut bagi diri anda, maka anda mengetahui bahwa semua yang terjadi merupakan tanggung jawab anda. Anda dan hanya anda mengambil kendali sepenuhnya atas berbagai hal yang terjadi pada hidup anda. Individu lain berkontribusi untuk membantu anda mencapai tujuan yang diinginkan, namun tidak mengendalikan. Dengan demikian anda tidak perlu menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi dan sebaliknya anda dapat mengambil pelajaran atas berbagai hal yang terjadi. Kembali lagi, itu pun merupakan suatu pilihan.

Berhenti mengeluh

Ketika anda tidak lagi menyalahkan, melainkan mengambil pelajaran atas berbagai hal yang terjadi, maka anda pun tentunya tidak lagi mengeluh. Anda mulai menyadari sepenuhnya bahwa mengeluh hanya menghamburkan sumber daya yang ana miliki untuk mencapai tujuan. Akan jauh lebih bijak ketika anda mulai bangkit dan berpikir untuk selanjutnya mewujudkan pemikiran anda. Ini pun kembali lagi merupakan suatu pilihan?

Well, bagaimana sekarang? Dari uraian di atas tentunya menjadi sangat jelas bahwa berbagai hal yang terjadi dalam hidup merupakan pilihan. Dan pilihan yang anda ambil akan mengarahkan anda pada pilihan lain. Semua pilihan tersebut merupakan rangkaian mata rantai yang saling sambung. Sehingga tidak berlebihan kiranya jika dikatakan bahwa hidup merupakan pilihan.

Semoga semua uraian di atas mendatangkan pemahaman baru akan hidup dan kehidupan. Namun kembali lagi, anda dihadapkan pada pilihan, anda dapat mempelajari dan menerapkan semua hal pada artikel ini atau anda hanya membaca untuk kemudian melupakannya. Namun tentunya anda ingat bahwa semua pilihan yang anda ambil akan membawa konsekuensi bagi diri anda. Semoga anda menentukan pilihan yang terbaik dalam hidup.

Salam Cerdas.



Sumber: http://www.primastudy.com

0 comments:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates